1. Pengertian EFI (Electronic Fuel
Injection)
Efi adalah sisitem injeksi yang menggunakan elektronis
atau sisitem injeksi elektronis. Sistem ini langkah maju dari sistem karburator
yang menggunakan sistem injeksi mekanis.
Menurut Firstiawan, bahwa “eletronic Fuel Injection (EFI) adalah teknologi
pengontrolan penginjeksian bahan bakar yang berkembang saat ini pada mesin
bensin menggantikan karburator”.
Menurut ifan Sistem bahan bakar tipe injeksi merupakan
langkah inovasi yang sedang dikembangkan untuk diterapkan pada sepeda motor.
Tipe injeksi sebenarnya sudah mulai diterapkan pada sepeda motor dalam jumlah
terbatas pada tahun 1980-an, dimulai dari sistem injeksi mekanis kemudian
berkembang menjadi sistem injeksi elektronis. Sistem injeksi mekanis disebut
juga sistem injeksi kontinyu (K-Jetronic) karena injektor menyemprotkan secara
terus menerus ke setiap saluran masuk (intake manifold). Sedangkan sistem
injeksi elektronis atau yang lebih dikenal dengan Electronic Fuel Injection
(EFI), volume dan waktu penyemprotannya dilakukan secara elektronik. Sistem EFI
kadang disebut juga dengan EGI (Electronic Gasoline Injection), EPI (Electronic
Petrol Injection), PGM-FI (Programmed Fuel Injenction) dan Engine
Management. Penggunaan sistem bahan bakar injeksi pada sepeda motor
komersil di Indonesia sudah mulai dikembangkan. Salah satu contohnya adalah
pada salah satu tipe yang di produksi Astra Honda Mesin, yaitu pada Supra X
125. Istilah sistem EFI pada Honda adalah PGM-FI (Programmed Fuel Injection)
atau sistem bahan bakar yang telah terprogram. Secara umum, penggantian sistem
bahan bakar konvensional ke sistem EFI dimaksudkan agar dapat meningkatkan
unjuk kerja dan tenaga mesin (power) yang lebih baik, akselarasi yang lebih
stabil pada setiap putaran mesin, pemakaian bahan bakar yang ekonomis (iriit),
dan menghasilkan kandungan racun (emisi) gas buang yang lebih sedikit sehingga
bisa lebih ramah terhadap lingkungan. Selain itu, kelebihan dari mesin dengan
bahan bakar tipe injeksi ini adalah lebih mudah dihidupkan pada saat lama tidak
digunakan, serta tidak terpengaruh pada temperatur di lingkungannya.
Menurut Edie, Sistem Electronic Fuel Injection ( EFI) mulai dikembangkan oleh
Toyota sejak tahun 1971, tahap-tahap itu masih bertaraf percobaan. Baru pada
tahun 1981 pertama kali diterapkan pada mesin Toyota Crown. Sebelum itu
beberapa mobil Eropa memang sudah menggunakan cara injeksi bahan bakar. Namun
cara yang digunakan berbeda dengan yang sekarang sangat populer dengan istilah
EFI. EFI yang dikendalikan oleh ECU (Electronic Control Unit) - sangat
membutuhkan campur tangan sistem elektronik. Secara singkat dapat dijelaskan
bahwa, di saat kaki pengemudi menekan pedal gas maka sensor air flow meter,
akan mengirimkan sinyal ke EFI-ECU. Setelah data tersebut diolah, ECU
memerintahkan agar injektor mengirimkan sejumlah bahan bakar sesuai banyaknya
udara yang dikirim lewat air flow meter. Air flow meter adalah sebuah peralatan
yang terletak pada tempat dimana dipasangkan "karburator" pada mobil
yang menggunakan karburator.
2. Kelebihan dan kekurangan pada
sepeda motor Injeksi bahan bakar (EFI)
Kelebihan
EFI
· Konsumsi bahan bakar lebih
hemat(irit), karena takaran bahan bakar yang diproduksi EFI sudah ditentukan
sesuai dengan kebutuhan yang ideal bagi mesin pada semua kondisi.Efisiensi
bahan bakar = Irit
· Mesin lebih bertenaga dan
memiliki akselerasi yang responsif, sehingga selalu dalam kinerja yang optimal.
· Pada motor dengan sistem EFI
dilengkapi dengan fault code indicator.Jika ada masalah/kerusakan pada sistem
EFI, lampu peringatan akan menyala sehingga segera diketahui untuk diperbaiki.
· Emisi gas buang yang lebih
rendah,sehingga lebih ramah terhadap lingkungan.
· Kinerja motor tetap stabil
tanpa banyak terpengaruh oleh panas dinginnya suhu mesin dan keadaan cuaca.
Kekurangan
EFI
· Perawatan sistem EFI jauh lebih
rumit dari pada sistem baha bakar konvensional karburator. Untuk itu EFI
membutuhkan perawatan yang lebih teliti yang dilakukan hanya oleh tenaga
mekanik yang berpengalaman. Oleh karena itu, biaya perawatan yang harus
dikeluarkan relatif lebih tinggi.
· Rentan terjadi gangguan
terutama oleh air, karena seluruh sistem EFI diatur oleh mesin elektronik.
Seperti yang kita ketahui, perangkat elektronik lebih rentan/sensitif jika
terkena air. Pastinya sistem EFI kalah awet dengan karburator, karena
karburator tidak bekerja dengan sistem kelistrikan samasekali.Sudah
tahukan bagaimana sifat ketahanan benda elektronik?,,,
· Jika suatu saat diperjalanan
sistem bahan bakar anda mengalami kerusakan, kemungkinan besar motor anda harus
naik mobil emergenci untuk dibawa ke bengkel resmi. Karena Tidak ada cara
darurat untuk memperbaiki sistem EFI yang rusak. Lain halnya dengan karburator,
paling paling masalahnya hanya kemasukan air atau banjir, dan itu sangat mudah
diatasi dimana saja asal ada obeng + kunci pass + Mekanik seadanya. :)
3. Macam Macam Sistem EFI
Sistem EFI dirancang
untuk mengukur jumlah udara yang dihisap dan untuk megontrol penginjeksian bahan bakar yang sesuai. Besarnya udara yang dihisap diukur langsung dengan tekanan udara dalam intake manifold (D-EFI sistem)
atau dengan airflow meter pada sistem L-EFI.
Sistem D-EFI Mengukur
Tekanan udara dalam intake manifold dan kemudian melakukan perhitungan umlah
udara yang masuk.Tetapi karena tekanan udara dan jumlah dalam intake manifold
tidak dalam konvensi yang tepat,sistem D-EFI tidak begitu akurat dibandingkan dengan
sistem L-EFI. Sistem ini sering pula disebut
“D Jetronic” yaitu merk dagang dari Bosch. Huruf D singkatan dari Druck (bahasa
Jerman) yang berarti tekanan, sedang Jetronic
berarti
penginjeksian (injection).
Dalam Sistem L-EFI,
airflow meter langsung mengukur jumlah udara yang mengalir melalui intake
manifold. Airflow meter mengukur jumlah udara dengan sangat akurat, aiatem
L-EFI dapat mengontrol penginjeksian bahan bakar lebih tepat dibandingkan
sistem D-EFI. Istilah L diambil dari bahasa
Jerman yaitu “Luft” yang berarti udara.
SUSUNAN
DASAR SISTEM EFI
B. SISTEM KONVENSIONAL
1. Sistem bahan bakar konvensional
Persaingan motor memaksa tiap pabrikan mengembangkan
teknologi baru. Misal pada sistem penyaluran bahan bakar. Dari karburator
konvensional dikembangkan menjadi tipe Constant Vacum. Menyusul injeksi.
a. Model skep konvensional
Sistem bahan bakar ini disebut konvensional karena
punya model yang serba mekanis. Naik-turun skep sebagai katup buka-tutup aliran
udara ditarik langsung kabel gas. Hingga kini, motor keluaran terbaru pun masih
banyak yang mengaplikasi tipe itu. “Boleh dibilang, karbu konvensional namun
mempunyai respon lebih cepat ketimbang model vakum,”
Makanya mekanik motor mengandalkan model ini buat di
balap. Selain respon lebih cepat, penyesuaian juga mudah dan murah. “Tetapi
jangan salah lho! Jika skep terlalu cepat membuka, mesin bisa mati,” bilang
Freddy lagi. Itu karena campuran udara yang masuk ke ruang bakar lebih banyak
ketimbang BBM.
b. Vakum lebih lambat
Karburator vakum dirancang untuk mengatasi kekurangan
model skep. Seperti di motor sekarang, misalnya di skubek Yamaha Mio, Suzuki
Spin 125 atau Honda Vario. Punya kelebihan bensin lebih irit. Makanya semua
skubek aplikasi model ini. Lainnya, maksudnya keunggulan lain, meski keadaan
mesin langsam dan grip gas langsung dibejek spontan hingga throttle membuka
seluruhnya, mesin tidak akan mati. Namun kecepatan atau respon tidak sebagus
karbu konvensional. Contoh lain ketika berkendara dalam kecepatan tinggi, grip
gas langsung ditutup habis. Saat grip gas dibuka kembali ada sedikit jeda waktu
mesin merespon.
Itu sesuai prinsip kerja sistem model vakum. Skep
alias throttle piston bekerja naik-turun sesuai tekanan yang timbul. Tidak
digerakkan langsung kabel gas. Sehingga, udara yang mengalir lewat venturi
tetap konstan. Vakum juga punya kelebihan lain. Emisi atau gas buang yang
dihasilkan menjadi rendah. Karena campuran antara udara dan bahan bakar yang
masuk ke ruang bakar, lebih seimbang.
c. Injeksi penyempurna
Semua kelebihan dan kekurangan karbu skep dan vakum
disempurnakan lagi model inejksi elektronik. “Tiga syarat pembakaran sempurna,
dimiliki injeksi,” ungkap Freddy. Maksudnya, peranti yang pakai sistem model
semprot bukan sedot ini. Yaitu, bahan bakar serta udara dan api.
“Injeksi punya emisi lebih rendah ketimbang model konvensional dan vakum,” tambah Endro Sutarno, Training Instruktur PT Astra Honda Motor (AHM). Selain itu, bahan bakar yang dihasilkan juga bisa lebih irit.
“Injeksi punya emisi lebih rendah ketimbang model konvensional dan vakum,” tambah Endro Sutarno, Training Instruktur PT Astra Honda Motor (AHM). Selain itu, bahan bakar yang dihasilkan juga bisa lebih irit.
Karena injeksi didukung banyak sensor dan memberi
perintah ke Electronic Control Modul (ECM) untuk mengatur semprotan bensin ke
ruang bakar diatur presisi dan seimbang. Ini yang bikin irit lantaran bensin
tidak kaya dan miskin.
Mesin atau yang dalam bahasa kulonnya engine bukan
machine ya di thread ini yang di sebut dengan mesin adalah mesin bensin secara
umum.
Kok
bisa hidup ya mesin...yuk kita liat komponen komponen mesin yang memiliki
hubungan langsung dengan hidupnya sebuah mesin...(dalam hal ini di khususkan
pada sistem pengapian).
Pada
dasarnya mesin 4 stroke memiliki 4 siklus :
a. Intake
b. kompresi
c. Langkah kerja
d. Langkah buang
Siklus dimulai dari Top Dead Center, dimana piston
berada pada titik terjauh dari sumbu kruk as. Pada saat langkah intake piston
memulai langkahnya dengan menurun dari TDC sehingga terjadi penurunan tekanan
di dalam ruang bakar. Dengan menurunya tekanan di dalam ruang bakar maka
campuran BBM dan udara akan terpaksa masuk ke dalam ruang bakar tersebut
melalui saluran intake. Setelah itu Klep intake akan menutup dan Langkah
kompresi mulai mengkompress campuran BBM dan udara yang ada di ruang bakar
tadi. Kemudian setelah hampir mencapai titik akhir dari langkah kompresi, busi akan
memercikkan apinya sehingga campuran bbm dan udara yang telah terkompresi tadi
terbakar. Karena dalam tekanan tinggi maka hasil pembakaran akan menghasilkan
ledakan, tenaga dari ledakkan tersebut digunakan pada langkah kerja . Setelah
itu dengan bantuan Fly wheel akan dilakukan langkah buang yaitu membuang sisa
hasil pembakaran dari ruang bakar melalui klep exhaust.
Disini kita akan bahas Sistem pengapiannya sehingga busi bisa memercikan api yang cukup besar untuk membakar campuran bbm dan udara di dalam ruang kompresi.
Disini kita akan bahas Sistem pengapiannya sehingga busi bisa memercikan api yang cukup besar untuk membakar campuran bbm dan udara di dalam ruang kompresi.
Parts
yang berhubungan dengan ini antara lain :
a. Koil
b. Platina
c. Kondensor
d. Delco
e. Busi
2. Default Pengapian Konvensional
Pengapian konvensional ditandai dengan digunakannya
platina sebagai trigger atau pemantik.
Secara sederhana skematik diagramnya adalah seperti di bawah ini :
Secara sederhana skematik diagramnya adalah seperti di bawah ini :
Pengapian di mulai ketika kita memposisikan kunci
kontak pada posisi on, kemudian memutarnya lagi pada posisi starter. Yang
terjadi saat kita membuka kunci kontak pada posisi on adalah koil mendapat
supply arus + dari aki. Kemudian ketika kita menstart mobil kita maka akan
terjadi buka tutup kontak point dari platina.
Buka dan tutup nya kontak poin dari platina ini di
atur oleh cam delco yang memiliki jumlah sisi sesuai dengan jumlah silinder
pada kendaraan anda. Misalnya mesin dengan 3 silinder maka cam ini memiliki 3
sudut...dst.
Ketika Kontak poin dari platina terbuka maka koil
tidak mendapatkan supply arus - dari ground/aki. Sebaliknya ketika kontak poin
menutup maka koil akan di supply arus - dari ground/aki.
Ketika koil telah mendapat sumber arus + dan - maka dapat dikatakan koil dalam posisi aktif. Apa yang terjadi saat koil ada di posisi aktf ?
Ketika koil telah mendapat sumber arus + dan - maka dapat dikatakan koil dalam posisi aktif. Apa yang terjadi saat koil ada di posisi aktf ?
Dengan memanfaatkan Hukum Faraday ==> yang secara
sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut :
Apabila sebuah magnet kita gerakan diantara kumparan
atau gulungan kawat maka seiring dengan pergerakan magnet itu (sebenarnya medan
magnet) maka akan dihasilkan listrik pada kumparan tersebut, dan sebaliknya
apabila kumparan kawat pada inti besi kita berikan aliran listrik maka kumparan
tersebut akan menghasilkan medan magnet.
Dengan kata lain Perubahan medan magnet pada Kumparan
akan menghasilkan aliran listri pada kumparan tersebut!!!! koil mobil pada
umumnya terdiri dari dua kumparan yaitu kumparan primer (dengan jumlah lilitan
sedikit) dan juga kumparan sekunder (dengan jumlah lilitan 100X lipat gulungan
Primer).
seperti kita melilitkan seutas benang pada gulungan maka hasilnya pasti akan ada dua ujung yang dapat kita temui nah pada gulungan Primer kedua ujung inilah yang akan muncul kepermukaan koil menjadi terminal + dan - pada kepala koil
seperti kita melilitkan seutas benang pada gulungan maka hasilnya pasti akan ada dua ujung yang dapat kita temui nah pada gulungan Primer kedua ujung inilah yang akan muncul kepermukaan koil menjadi terminal + dan - pada kepala koil
Maka seperti yang kita bahas sebelumnya ketika koil
aktif artinya terminal + mendapat muatan + dan terminal - mendapat muatan -
maka kumparan primer ini akan menimbulkan medan magnet yang akan mempengaruhi
kumparan sekunder yang posisinya berada didalam kumparan primer. Syarat agar
kumparan kedua dapat melompatkan lisrtik maka sesuai hukum faraday harus ada
perubahan medan magnet. perubahan medan magnet ini terjadi seiring dengan buka
tutupnya Platina/Points.
Dengan jumlah lilitan yang 100 kali lebih banyak dari pada kumparan primer maka tegangan yang dihasilkan secara mudahnya adalah 100X lipat pula (kira2 10.000volt). nah tegangan sebesar ini akan mencari sumber massa atau ground atau kutub - terdekat untuk bisa dinetralisir. maka dengan adanya kabel busi dan busi itu sendiri yang salah satu sisinya tertanam pada ground terjadi lah lompatan bunga api yang mampu membakar campuran bahan bakar udara pada ruang bakar mesin.
Dalam sistem pengapian platina diperlukan sebuah komponen dengan nama awam adalah kondensor.
Kita sering di suruh montir2 apabila mengganti platina sekalian ganti kondensornya...betul? apakah fungsi kondensor sebenarnya?
Dengan jumlah lilitan yang 100 kali lebih banyak dari pada kumparan primer maka tegangan yang dihasilkan secara mudahnya adalah 100X lipat pula (kira2 10.000volt). nah tegangan sebesar ini akan mencari sumber massa atau ground atau kutub - terdekat untuk bisa dinetralisir. maka dengan adanya kabel busi dan busi itu sendiri yang salah satu sisinya tertanam pada ground terjadi lah lompatan bunga api yang mampu membakar campuran bahan bakar udara pada ruang bakar mesin.
Dalam sistem pengapian platina diperlukan sebuah komponen dengan nama awam adalah kondensor.
Kita sering di suruh montir2 apabila mengganti platina sekalian ganti kondensornya...betul? apakah fungsi kondensor sebenarnya?
seperti yang kita bahas diatas bahwa setiap terjadi
perubahan medan magnet maka akan menghasilkan tegangan pada kumparan, ternyata
selain menghasilkan tegangan pada kumparan sekunder yg diteruskan ke busi,
medan magnet yang terjadi pada koil juga menghasilkan tegangan pada kumparan
primer itu sendiri. Yaitu sebesar +300V, tegangan sebesar ini terjadi ketika
posisi Platina/poits terbuka, apabila tegangan ini tidak di netralisasikan atau
digrounded maka akan terjadi lompatan bungan api pada platina kita untuk
memaksakan tegangan tersebut untuk ke ground. Apabila ini terjadi maka dalam
hitungan menit maka platina kita akan hangus dan habis terbakar.
Disinilah Kondensor mengambil peranan, ketika platina posisi terbuka kondensor menampung sementara tegangan tersebut, kemudian ketika platina menutup lagi tegangan tersebut akan dinetralisir atau di grounded lagi.
Disinilah Kondensor mengambil peranan, ketika platina posisi terbuka kondensor menampung sementara tegangan tersebut, kemudian ketika platina menutup lagi tegangan tersebut akan dinetralisir atau di grounded lagi.
Kemudian komponen yang berperan terakhir dan cukup
penting juga adalah Busi.
Melalui busi dan rotor sebagai pendistri busi sekaligus timing. Melalui elektroda inti busi (yang di tengah) sumber arus dari koil dengan teggangan tinggi akan di convert menjadi lompatan bunga api ke ground busi (ujung dari busi yang melengkung). Sehingga dengan lompatan ini akan membakar campuran bbm dan udara di dalam ruang bakar. Semua itu terjadi jika timingnya tepat.
Melalui busi dan rotor sebagai pendistri busi sekaligus timing. Melalui elektroda inti busi (yang di tengah) sumber arus dari koil dengan teggangan tinggi akan di convert menjadi lompatan bunga api ke ground busi (ujung dari busi yang melengkung). Sehingga dengan lompatan ini akan membakar campuran bbm dan udara di dalam ruang bakar. Semua itu terjadi jika timingnya tepat.
a. Default Pengapian CDI
Pada sistem pengapian CDI hampir sama dengan sistem
pengapian konvensional,
Perbedaan utama terletak pada sistem trigger atau pemantik dari - koil. Disini fungsi dari platina dan kondensor di ganti dengan menggunakan sensor hall dan juga rangkaian electronic.
Pada prinsipnya CDI memanfaatkan sebuah sensor yang akan aktif apabila di trigger atau di pantik oleh sesusatu, dalam hal ini sensor akan aktif oleh dadu (cam delco) yang ada di tengah delko kita. Salah satu jenis sensor yang sering digunakan adalah sensor Hall dan juga sistem pulser/pick up coil.
Sensor hall memanfaatkan efek hall yaitu lapisan tipis semikonduktor yang diberi arus listrik (vs) akan menghasilkan beda potensial (vout) akibat terjadi perubahan medan magnet secara tegak lurus.
sistem pulser memanfaatkan hukum Faraday seperti dijelaskan di atas..dimana akan terjadi ggl ketika medan magnet berubah pada sebuah kumparan. Nah pulser akan terdiri dari kumparan yang meliliti sebuah magnet tetap. Kemudian cam/dadu delco yang berputar di dekatnya akan memberikan perubahan medan magnet yang diterima oleh kumparan yang kemudian akan timbul ggl. GGL ini lah yang akan digunakan sebagai trigger pengganti buka tutupnya platina. (GGL=Gaya gerak listrik atau sederhananya arus listrik )
Perbedaan utama terletak pada sistem trigger atau pemantik dari - koil. Disini fungsi dari platina dan kondensor di ganti dengan menggunakan sensor hall dan juga rangkaian electronic.
Pada prinsipnya CDI memanfaatkan sebuah sensor yang akan aktif apabila di trigger atau di pantik oleh sesusatu, dalam hal ini sensor akan aktif oleh dadu (cam delco) yang ada di tengah delko kita. Salah satu jenis sensor yang sering digunakan adalah sensor Hall dan juga sistem pulser/pick up coil.
Sensor hall memanfaatkan efek hall yaitu lapisan tipis semikonduktor yang diberi arus listrik (vs) akan menghasilkan beda potensial (vout) akibat terjadi perubahan medan magnet secara tegak lurus.
sistem pulser memanfaatkan hukum Faraday seperti dijelaskan di atas..dimana akan terjadi ggl ketika medan magnet berubah pada sebuah kumparan. Nah pulser akan terdiri dari kumparan yang meliliti sebuah magnet tetap. Kemudian cam/dadu delco yang berputar di dekatnya akan memberikan perubahan medan magnet yang diterima oleh kumparan yang kemudian akan timbul ggl. GGL ini lah yang akan digunakan sebagai trigger pengganti buka tutupnya platina. (GGL=Gaya gerak listrik atau sederhananya arus listrik )
Nah Vout dari IC Hall atau pick up coil ini akan di
Perbesar/amplify dengan rangkaian OP amp. atau sejenisnya untuk dapat digunakan
sebagai arus Trigger pada kutub - dari koil. Sehingga setiap arus Vout di
keluarkan dari IC hall dapat mengaktifkan koil sesuai dengan timing.
b. Default Pengapian Multi coil
Pengapian dengan multi koil sering disebut juga
distributorless igniton yaitu tanpa menggunakan delco. Pengapian di atur oleh
fungsi ECU(khusunya PCM [power control modul] dan sensor pada cam saft atau
terkadang kruk as.
Mobil-mobil modern sekarang mengarah pada penggunaan
sistem pengapian seperti ini saat ini. Ada yang menggunakan 1 coil satu busi
(CPC = coil per cylinder) ada juga yang menggunakan 1 koil untuk 2 cilinder
sehingga kalau 4 silinder ada 2 koilnya.
Dengan memanfaatkan sistem pengapian yang demikian
akan sangat membantu dalam mempersingkat jalur pengapian dengan mengurangi di
gunakannya kabel busi. Hal ini dapat mereduksi storing frekuensi di radio kita,
mengurangi kemungkinan terjadinya missfiring..atau timing pengapian yang kurang
yang mungkin terjadi akibat kabel busi yang terkelupas, putus dalam, atau
hangus.
Sisi baik dalam hal performa mesin dengan menggunakan
sistem pengapian multi koil adalah waktu recaharge yang lebih lama bagi koil
sebelum mengeluarkan api lagi. Pada sistem pengapian konvensional yang
menggunakan 1 koil, dalam setiap satu putaran kruk as maka koil akan
mengeluarkan api sebanyak 2 kali (pada mesin 4 silinder) sedangkan pada sistem
pengapian multi koil satu putaran mesin koil hanya bekerja 1 kali sehingga akan
menghasilkan api yang lebih bagus, pembakaran lebih sempurna, efesiensi bahan
bakar yang maksimum dan juga koil lebih awet terlebih lagi pada rpm tinggi.
admin akan membagikan gambar untuk laporan EFI ( elektronik fuel injeksi)
INI LINK DONWLOADNYA
https://tusfiles.net/pf02ibzitah5
bookmark dulu lah, sapa tahu nanti butuh nih artikel
ReplyDeletenc
ReplyDeleteinfonya mantep gan
ReplyDeleteBlog yang sangat bagus nih buat referensi atau sarana belajar seorang mekanik, lengkap dan cerdas. Sukses selalu gan... :) salam
ReplyDeletemuantappss.. lengkap bgt gan..
ReplyDeletemakasih infonya
ReplyDeletenice info
ReplyDeleteThanks infonya
ReplyDeleteMantep udah share ilmu
ReplyDeletemantep banget
ReplyDeletepenjelasan yang sangat jelas dan padat
kebetulan injector saya rusak jadi agak ngadet ngadet jalannya, gara gara habis minyak di terusin jalan aja, thanks buat infonya bang
ReplyDelete